Batik Tulis merupakan batik tradisional indonesia yang paling baik dan tradisional. Proses pembuatann batik tulis melalui tahap-tahap yang rumit, selain juga tidak dijumpai pola ulang yang dikerjakan sama, artinya meski sedikit pasti ada perbedaan, misalnya sejumlah titik atau lengkungan garis. kekurangan ini merupakan kelebihan dari hasil pekerjaan tangan, karena pada proses pembatikan jenis ini sering terjadi gerakan spontan yang merupakan faktor pembeda dengan batik cap.
Disamping itu, untuk batik cap desain dasar batiknya telah ditentukan terlebih dahulu dan di buat pola-polanya dalam sebuah papan cap/pencetak. Sedangkan batik tulis dilakukan secara manual yaitu digambar dengan tangan oleh para pengrajin-pengrajin. Hasilnya tentu berbeda, batik cap lebih terpola, teratur namun terkesan kaku sedangkan batik tulis lebih terkesan dinamis karena kesan desainnya yang lebih luwes sesuai dengan kreasi yang menggambarnya.
Ciri-ciri batik tulis adalah tanda-tanda yang mudah dikenal secara visual baik pada batik tradisi maupun non tradisi, antara lain yaitu:
1. Pada pola desain batik tulis tidak terdapat ciri bolak-balik yang berulang secara cepat.
2. Bentuk motif batik garis dan isen-isen tidak berulang sama baik dalam suatu desain maupun desain ulangnya.
3. Kain batik tulis berbau lilin batik
4. Bila ada remukan lilin (khususnya yang sengaja dibuat), tidak akan dapat secara teratur dan berulang.
5. Warna batik tulis kedua bidang bolak-balik sama.
Secara umum proses pembuatan batik tulis membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama seperti pada jaman dulu. Keseluruhan waktu pembuatan batik tulis berkisar antara 1-1,5 bulan untuk batik dengan pewarna sintetis, sedangkan batik tulis dengan pewarna alami membutuhkan waktu antara 4-6 bulan. Adapun proses pembuatan batik tulis melalui beberapa tahapan seperti pada pembuatan batik pada umumnya, yaitu: pengetelan, mola, nglengkrengi, nerusi, nembok, ngelir, nglorot dan melipat.
Proses membatik secara tradisonal ini dari dahulu tidak mengalami banyak perubahan sampai sekarang. Melihat dari bentuk dan fungsinya peralatan batik ini cukup tradisional dan unik, sesuai dengan caranya yang masih tradisional. Peralatan batik tradisional ini merupakan bagian dari batik tradisional itu sendiri karena bila dilakukan perubahan dengan menggunakan alat/mesin yang lebih modern maka akan merubah nama batik tradisonal menjadi kain motif batik. Hal ini menunjukkan bahwa cara membatik ini memiliki sifat yang khusus dengan hasil seni batik tradisional. Bila dilihat dari segi waktu dan jumlah yang dihasilkan yang sangat terbatas serta hasil seni dari coretan canting pada kain mori akan menghasilkan seni batik yang bernilai tinggi dan harga yang relatif mahal.
Adapun bahan dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan Batik Tulis adalah sebagai berikut :
A. Kain Mori
B. Bandul
Bandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang dikantongi. Fungsi pokok bandul ialah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah tergeser ditiup angin, atau tarikan si pembatik secara tidak disengaja. Jadi tanpa bandul pekerjaan membatik dapat dilaksanakan.
C. Dingklik
Dingklik merupakan tempat duduk orang yang membatik, tingginya disesuaikan dengan tinggi orang duduk saat membatik.
D. Gawangan
Gawangan terbuat dari kayu atau bambu yang mudah dipindah-pindahkan dan kokoh. Fungsi gawangan ini untuk menggantungkan serta membentangkan kain mori sewaktu akan dibatik dengan menggunakan canting.
E. Wajan
Wajan ialah perkakas untuk mencairkan “malam” (lilin untuk membatik). Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa mempergunakan alat lain. Oleh karena itu wajan yang dibuat dari tanah liat lebih baik daripada yang dari logam karena tangkainya tidak mudah panas. Tetapi wajan tanah liat agak lambat memanaskan “malam”. F. Anglo (Kompor)
Anglo dibuat dari tanah liat, atau bahan lain. Anglo ialah alat perapian sebagai pemanas “malam”. Kompor dibuat dari Besi dengan diberi sumbu.. Apabila mempergunakan anglo, maka bahan untuk membuat api ialah arang kayu. Jika mempergunakan kayu bakar anglo diganti dengan keren; keren inilah yang banyak dipergunakan orang di desa-desa. Kerena pada prinsipnya sama dengan anglo, tetapi tidak bertingkat.
G. Tepas
Tepas ini tidak dipergunakan jika perapian menggunakan kompor. Tepas ialah alat untuk membesarkan api menurut kebutuhan ; terbuat dari bambu. Selain tepas, digunakan juga ilir/kipas. Tepas dan ilir pada pokoknya sama, hanya berbeda bentuk. Tepas berbentuk empat persegi panjang dan meruncing pada salah satu sisi lebarnya dan tangkainya terletak pada bagian yang runcing itu.
H. Kemplongan
Kemplongan merupakan alat yang terbuat dari kayu yang berbentuk meja dan palu pemukul alat ini dipergunakan untuk menghaluskan kain mori sebelum di beri pola motif batik dan dibatik.
I. Canting
Canting merupakan alat untuk melukis atau menggambar dengan coretan lilin malam pada kain mori. Canting ini sangat menentukan nama batik yang akan dihasilkan menjadi batik tulis. Alat ini terbuat dari kombinasi tembaga dan kayu atau bamboo yang mempunyai sifat lentur dan ringan.
J. Taplak
Taplak berfungsi untuk menutup dan melindungi paha pembatik dari tetesan lilin/malam dari canting.
Peralatan Membuat Batik Tulis |
1. Pencucian
Pencucian kain batik tradisional sebaiknya dengan menggunakan cairan air lerak. Air lerak ini biasanya sudah tersedia dalam kemasan botol atau dapat juga menggunakan cairan lerak yang kita buat sendiri. Sebaiknya Jangan menggunakan Sabun Cuci Adapun cara pencucian kain batik ini dapat dilakukan sebagai berikut :
a.Pencucian kain batik dengan menggunakan Air Lerak (kemasan botol)
Ambil air 5 liter + 3 tutup botol air lerak ,diaduk. Rendam kain kedalam larutan selanjutnya kain dikucek sampai air leraknya berbusa.Dibilas dengan air bersih.
b. Pencucian kain batik dengan Biji Lerak .
Siapka air 5 liter + 3-5 biji Lerak Rendam kain ke dalam larutan Rendam kain kedalam larutan selanjutnya kain dikucek sampai air leraknya berbusa. Dibilas dengan air bersih. Pengkajian dapat dilakukan sesuai dengan keperluan. Bila diperlukan, setelah dilakukan pencucian kain batik supaya permukaannya bagus dapat dilakukan pengkajian Pengkajian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Siapkan 5 liter air panas.
- Larutkan 2 sendok makan tepung kanji dalam 1 gelas air dingin.
c. Masukkan larutan kanji ke dalam 5 liter air panas dalam ember, diaduk rata.
d. Masukkan kain batik kedalam ember ratakan larutannya , diamkan sebentar.
e. Angkat , peras dan dikeringkan.
f. Diangin-anginkan.
2. Menglowong.
Menglowong adalah memulai pekerjaan membatik dengan dua tahapan ngrengreng yaitu memberi gambar corak dengan menggunakan lilin (malam) pada salah satu penampang atau permukaan kain mori kemudian nerusi yaitu permukaan sebaliknya perlu juga digambar lagi atau diblat.
3. Nembok
Yaitu menutup gambar dengan lilin agar gambar-gambar yang dikehendaki tetap berwarna putih.
4. Medel
Yaitu kain putih yang sudah selesai diklowong atau ditembok kemudian dicelupkan kedalam bak yang berisi laretan indigo.
5. Mbironi
Yaitu kain yang telah dimedel, agar warna biru yang dikehendaki tetap berwarna biru, maka kain yang putih perlu ditutp dengan lilin atau malam agar jangan sampai tercampur dengan warna lain, kegiatan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan canting.
6. Nyoga
kain yang telah selesai dibironi kemudian satu per satu dimasukkan kedalam soga agar mendapat warna coklat.
7. Melorot
Merupakan tahapan pekerjaan akhir yaitu dengan melepaskan semua lilin yang masih tertinggal pada kain.
8. Melipat
Yaitu tahapan melipat kain batik sesuai dengan jenis dan ukuran.
9. Nggebuki
Adalah pekerjaan dimana kain-kain batik setelah menjadi lipatan-lipatan yang sesuai kemudian dipukul dengan alas dan alat pemukul dari kayu jati sehingga akan menghasilkan batik tulis yang halus dan terlipat dengan rapi untuk kemudian siap dipasarkan.
10. Pengeringan
Untuk Pengeringankain batik sebaiknya dengan cara diangin-anginkan pada tempat yang teduh jangan dijemur dibawah sinar matahari langsung. Jangan menggunakan Setrika untuk menghaluskan permukaan kain batik.
11. Penyimpanan
Pengasapan dengan menggunakan ratus dapat dilakukan untuk membuat kain batik menjadi harum sebelum disimpan. Penyimpanan kain batik sebaiknya dimasukkan kedalam almari yang tertutup tidak terkena sinar lampu atau matahari secara langsung dan pada tempat yang tidak lembab. Pemberian Kapur Barus didalam Almari yang dipergunakan untuk menyimpan kain batik, dapat dimasukkan kedalam kantong kain kecil atau ditumbuk dimasukkan kedalam mangkuk kecil. Fungsi Kapur Barus untuk mengusir Ngengat, supaya kain Batik tidak dimakan Ngengat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar